Diare Pada Bayi: Apa, Kapan, Mengapa dan Bagaimana Mengatasinya?
16 February 2016 - Kategori Blog
Apa dan Kapan
Yang paling sulit untuk mengetahui apakah bayi menderita diare atau tidak adalah pada bayi berusia 1-2 bulan. Bayi berusia 1-2 bulan memiliki feses (kotoran BAB) yang lunak dan agak cair. Frekuensi BAB-nya pun lumayan sering. Itulah sebabnya agak sulit membedakan apakah bayi berusia ini diare atau tidak. Lain halnya dengan bayi yang berusia lebih dari itu. Frekuensi BAB-nya sudah tidak sesering pada awalnya, sehingga ketika ia menderita diare, akan lebih mudah mengenalinya.
Namun demikian, pada umumnya Anda dapat memperhatikan 3 hal berikut ketika menentukan apakah si kecil menderita diare atau tidak:
- Peningkatan frekuensi BAB yang drastis
- Setiap setelah satu kali menyusu atau mengkonsumsi MPASI, ia akan BAB lebih dari satu kali
- Fesesnya jauh lebih encer dibandingkan biasanya
Apabila ketiga hal di atas Anda dapati, maka ada kemungkinan si kecil terkena diare.
Apalagi jika ketiga tanda-tanda diatas disertai dengan:
- Demam
- Batuk/pilek
- Susah makan
Maka hampir dapat dipastikan si kecil memang terkena diare.
Mengapa
Apa penyebab bayi terkena diare? Berikut 3 penyebab utama diare pada bayi…
- Virus – ini merupakan penyebab utama diare pada bayi. Biasanya berlangsung tidak lama dan akan hilang seiring dengan waktu.
- Antibiotik – konsumsi antibiotik baik oleh bayi maupun oleh ibu yang sedang menyusuinya dapat juga menyebabkan diare pada si kecil.
- Pola Makan – pola makan bayi yang berubah (tidak seperti biasanya), ataupun jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibunya yang sedang menyusui juga bisa berpengaruh terhadap kondisi perut si kecil.
Bagaimana
Yang paling penting dalam menangani bayi yang menderita diare adalah memberikan asupan cairan yang cukup. Berikut beberapa tips untuk meredakan gejala diare pada bayi:
- Terus memberikan ASI – konsumsi ASI yang berketerusan tidak hanya mencegah si kecil dari dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), namun juga membantu mempercepat pulihnya kondisi tubuh si kecil.
- Jika setelah menyusu atau makan si kecil masih tampak kehausan, terkadang dokter akan menyarankan untuk memberikan cairan elektrolit. Namun jangan memberikan sembarangan cairan tanpa saran dokter, karena tidak semua cairan yang bisa dikonsumsi oleh dewasa, dapat diterima oleh tubuh si kecil.
- Awasi tanda-tanda dehidrasi – mulut dan kulit yang mengering, mata yang celong, apalagi kalau hingga 8 jam ia tidak buang air kecil, maka segeralah periksakan ke dokter Anda.
- Segera periksakan ke dokter jika ia BAB lebih dari 8 kali selama 8 jam, dan/atau diare disertai demam telah berlangsung selama lebih dari 3 hari, serta tampak tanda-tanda dehidrasi.
Semoga si kecil sehat selalu!
sumber : http://www.tipsbayi.com/